PROPOSAL SKRIPSI: SQ MENURUT ARI GINANJAR

KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL MENURUT
ARY GINANJAR AGUSTIAN

A.      Latar Belakang Masalah
Fokus utama pendidikan diletakkan pada tumbuhnya kecerdasan anak yaitu kepribadian yang sadar diri atau kesadaran budi pekerti sebagai pangkal kecerdasan kreatif. Seseorang yang berkualitas budi luhur inilah figur terus menerus berkembang mandiri di tengah lingkungan sosial yang selalu dinamis. Orang yang cerdas adalah orang yang tak pernah putus asa, karena secara integral (akal, emosional dan spiritualnya) dapat memahami dan mencegah persoalan yang dihadapi (John P. Miller, 2002 : 1).
Pendidikan bukan hanya berarti pewarisan nilai-nilai budaya berupa pengetahuan dan ketrampilan dari generasi tua ke generasi muda, tetapi juga berarti lebih luas, yaitu mengembangkan berbagai potensi untuk kegunaan individu itu sendiri dan selanjutnya untuk kebahagiaan lingkungan masyarakatnya. Idealnya, dalam interaksi pendidikan, peserta didik dengan segala potensinya dapat dilayani dan dibimbing, sehingga lahirlah generasi yang memiliki kecerdasan multidimensi, baik intelektual, emosional, maupun spiritual.
Memanusiakan manusia serta mengaktualisasikan (mewujudkan) manusia yang berkualitas ideal dengan berbagai upaya baik strategi, metode media, dan kepemimpinannya adalah merupakan tugas institusi pendidikan. Upaya tersebut pada prakteknya dalam pembelajaran, seharusnya tidak hanya memperhatikan aspek kecerdasan intelektual saja atau Intelectual Quotient (IQ) tetapi juga aspek kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) dan kecerdasan emosi. Hal ini karena setiap individu memiliki potensi yang multidimensi, agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya menjadi cerdas baik intelektual, emosional, maupun spiritual.
Pada perspektif pendidikan Islam, keluhuran budi (akhlaq al-karimah) ditempatkan pada unsur terpenting dari tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut dicapai melalui pembelajaran bidang studi akhlak yang ditelakkan di atas pondasi keimanan yang dibangun melalui bidang studi tauhid (aqidah). Melalui pendidikan tersebut, diharapkan tumbuh sebuah kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menjunjung tinggi moralitasnya, kebaikan dan kejujuran peserta didik. Walaupun demikian pada realitasnya, kejahatan dan prilaku menyimpang, kekerasan dan criminal, masih terus saja muncul dalam kehidupan masyarakat (Ahmadi, 1992 : 69).
Munculnya isu pentingnya kecerdasan spiritual (SQ) bagi pengembangan pendidikan anak, seiring dengan fenomena oleh institusi dan lembaga-lembaga pendidikan dari tingkat terendah hingga tinggi. Lemahnya kesadaran moral, sopan santun, kepedulian terhadap sesame, dan meningkatknya penggunaan NARKOBA, juga menunjukkan bahwa pendidikan yang ada belum memperlihatkan keberhasilan.
Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa, yaitu kecerdasan yang dapat membantu manusia menyembuhkan dirinya secara utuh. Banyak sekali manusia saat ini yang menjadi hidup penuh luka dan berantakan mereka merindukan kebahagiaan dan keharmonisan dalam kehidupannya. Kecerdasan spiritual (SQ) secara teoritis berada di dalam diri seseorang yang berhubungan dengan kearifan di luar ego (dirinya) atau pikiran sadar.
Menggunakan potensi kecerdasan spiritual berarti manusia tidak hanya mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi secara kreatif menemukan nilai-nilai baru (Danah Zahar, 2002 : 8). Pada prakteknya SQ merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, sehingga seseorang mampu mengetahui apakah tindakan atau tindakan hidupnya lebih bahagia (bermakna) dibandingkan dengan yang lain.
Kecerdasan spiritual adalah potensi dalam diri seseorang yang            diharapkan dapat membimbing seseorang untuk mendidik hati menjadi benar, dengan menggunakan dua metode antara lain : pertama, jika                   seseorang mendefinisikan manusia sebagai kaum beragama, tentu kecerdasan spiritual (SQ) mengambil metode vertical, yaitu bagaimana SQ dapat mendidik hati seseorang untuk menjalin hubungan dengan Tuhannya. Islam               menegaskan dalam al-Qur’an untuk berzikir, agar mendapat ketenangan jiwa dan kedamaian secara spiritual. Kedua, implikasinya secara horizontal, SQ mendidik hati seseorang ke dalam budi pekerti yang baik dan bermoral yang beradab (Sukidi, 2002 : 28). Berdasarkan pemahaman di atas pendidikan moral dan budi pekerti seharusnya menjadi bagian yang instrinsik dalam                kurikulum pendidikan, sehingga sikap-sikap terpuji dapat ditanamkan dalam diri siswa sejak usia dini, yang memberikan bekas dan pengaruh kuat dalam perilaku peserta didik di sekolah dan implikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kajian kecerdasan spiritual menjadi penting, mengingat proses modernisasi yang ditandai dengan tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berakibat signifikan bagi munculnya nilai-nilai baru yan berbeda dari nilai-nilai agama dan tradisi lama. Pergeseran nilai tersebut pada sisi lain telah menimbulkan penyakit-penyakit modern seperti konsumeristik, individualistik, dan hedonistik di masyarakat.
Runtuhnya moralitas dan akhlak bangsa yang pada gilirannya berakibat pada wabah kegersangan spiritual, memunculkan beberapa pakar untuk mencari jalan keluar krisis multidimensi, diantaranya melakukan reformasi pendidikan dengan membangkitkan aspek emosional dan spiritual sebagai isu utama pengembangan pendidikan anak.
Salah satu pakar pada permasalahan kecerdasan spiritual dan menjadi tokoh dalam penelitian adalah Ary Ginanjar Agustian. Menurut pendapat        Ary Ginanjar Agustian dalam bukunya Rahasia Sukses Membangun  Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ (emotional Spiritual Quotient) Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, untuk menumbuhkan  kecerdasan spiritual perlulah untuk mengadakan pelatihan dan pembiasaan sedangkan prinsipnya ialah berdasarkan rukun Iman dan Islam, sehingga diharapkan tercipta generasi barkarakter ilahiyah dan akhlaq al-karimah (Ary Ginanjar, 2002).
Pentingnya kajian ini bahwa pemikiran Ary Ginanjar Agustian ini telah menggabungkan antara  pemikiran ilmiah dengan pendekatan normatif            Islam (Al-Qur’an Hadits). Pemikiran Ary Ginanjar Agustian ini juga telah menunjukan kebenaran ajaran Islam melalui rukun Iman dan rukun Islam,           yang sekaligus sebagai jawaban atas teori-teori Barat tentang kecerdasan spiritual (K.H. Ali Yafie, 2006 : XI).
Berlatar belakang permasalahan di atas, penelitian berupaya untuk mengetahui bagaimana pemikiran Ary Ginanjar Agustian, khususnya tentang bagaimana menumbuhkan kecerdasan spiritual, bagaimana metode yang              dipakai, dan bagaimana prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan untuk     mencapai kecerdasan spiritual. Dengan fokus permasalahan maka penelitian           ini berjudul Konsep Kecerdasan Spiritual Menurut Ary Ginanjar Agustian.

B.       Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir terhadap skripsi yang berjudul KONSEP KECERDASAN SPIRITUAL MENURUT ARY GINANJAR AGUSTIAN,  ini maka perlu diperjelas beberapa istilah dalam judul tersebut, sebagai berikut :
1.      Konsep Kecerdasan Spiritual
Konsep adalah suatu rancangan tertulis atau perumusan mengenai sesuatu penetapan, peraturan, dan undang-undang (Qohar, 1986 : 184).      Kata ini berasal dari kata concipere (Latin) yang berarti mencakup,   mengandung, mengambil, menyedot atau tangkapan / coneptus. Konsep sebenarnya tangkapan, apabila intelek menangkap sesuatu, maka terwujud sebuah konsep. Buah atau hasil dari tangkapan itu disebut konsep (Poespoprodjo, 1987 : 76).
Sedangkan kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient) adalah kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati sebagai bisikan          kebenaran yang berasal dari Allah SWT, ketika seseorang mengambil keputusan atau melakukan pilihan, berempati, dan beradaptasi. Potensi           ini sangat ditentukan oleh upaya membersihkan qalbu dan memberikan pencerahan qalbu, sehingga mampu memberikan nasehat dan          mengarahkan tindakan, bahkan akhirnya menuntut seseorang dalam mengambil tiap-tiap keputusan (Tasmara, 2001 : 48).
Jadi yang dimaksud konsep kecerdasan spiritual ialah sebuah perumusan yang dihasilkan dari proses pengangkapan teori-teori tentang kecerdasan spiritual.

2.      Ary Ginanjar Agustian
Beliau adalah Presiden Direktur PT. Arga Bangun Bangsa dan Pengasuh ESQ Leadership Center. Lahir di Bandung, tanggal 24 Mei                1965. Beliau mendapat pendidikan di Universitas Udayana, Bali dan               Tape College, Adelaide Australia. Buku-bukunya yang terkenal adalah              ESQ Rahasia Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual melalui               6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam (Mei, 2001) menjadi “Best Seller”                  terjual melebihi 500 ribu eskemplar.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan judul Konsep Kecerdasan Spiritual Menurut Ary Ginanjar Agustian ialah sebuah penelitian yang akan mengangkat pemikiran Ary Ginanjar Agustian terkait dengan konsep  kecerdasan spiritual dan permsalahannya.

C.      Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka diajukan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana konsep kecerdasan spiritual dalam persepktif Islam?
2.      Bagaimana kecerdasan spiritual menurut Ary Ginanjar Agustian?
3.      Bagaimana prinsip menumbuhkan kecerdasan spiritual menurut Ary Ginanjar Agustian?

D.      Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menjawab pokok permasalahan yang akan dibahas, antara lain :
1.    Untuk mengetahui konsep kecerdasan spiritual dalam persepktif Islam.
2.    Untuk mengetahui kecerdasan spiritual menurut Ary Ginanjar Agustian.
3.    Untuk mengetahui prinsip menumbuhkan kecerdasan spiritual menurut Ary Ginanjar Agustian.

E.       Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini memberikan informasi teoritis tentang bagaimana menumbuhkan kecerdasan spiritual menurut Ary Ginanjar Agustian. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menambah pembendaharaan khazanah keilmuan, khususnya di jurusan tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Al-Azhar Kota Banjar.

2.      Manfaat Praktis
Manfaat praktis, bahwa penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca agar dapat menjadi informasi praktis karena teori-teori pada penelitian ini banyak memberikan dorongan perilaku praktis, baik dengan pendekatan pembiasaan maupun keteladanan.

F.       Telaah Pustaka
Danah Zahar dan Ian Marshall dalam bukunya Spiritual Quotient (SQ), Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, diterangkan bahwa kecerdasan spiritual dapat diperoleh melalui god-spot yang ada dalam otak manusia, sehingga berpengaruh pada perilaku positif manusia. Melalui menumbuhkan potensi kecerdasan spiritual inilah dapat membantu manusia mendapatkan dirinya secara utuh. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa pemikiran Danah Zahar dan Ian Marshall hanya berkisar pada pendekatan antroposentris atau hablu min al-nas (hubungan manusia dengan manusia), sementara pendekatan vertical dan transedental belum dibahas secara gamblang (Danah Zahar dan Ian Marshall :           8 - 10).
Pada buku karya Marsha Sinetar yang berjudul Spiritual Intelligence (Kecerdasan Spiritual) disebutkan bahwa manusia terdapat potensi kecerdasan spiritual yang harus dilatih melalui kesadaran diri dan pendekatan kristan. Pada pemikiran Marsha Sinetar ditekankan tentang pelatihan yang intensif sejak usia dini agar kesadaran diri bisa diraih oleh semua manusia. Kecerdasan spiritual juga dimungkinkan dapat meningkatkan kebijaksanaan anak-anak dalam berperilaku (Marsha Sinetar, 2001).
Pada buku karya Abdul Munir Mulkhan yang berjudul Nalar Spiritual Pendidikan (Solusi Problem Filosofis Pendidikan Islam) dipaparkan secara jelas mengenai spiritualisasi pendidikan dan urgensinya bagi pengembangan pendidikan Islam. Melalui spiritualitas, pendidikan telah dikembalikan fitrahnya, karena ciri khas manusia adalah makhluk spiritual kurang mendapat perhatian (Abdul Munir Mulkhan, 2002).
Karya lainnya yang membahas kercerdasan spiritual adalah Kecerdasan Rohaniah : Transendental Intellegence karya Toto Tasmara dijelaskan         bahwa untuk mencapai kecerdasan spiritual dapat dilakukan dengan pembersihan hati dan pencerahan hati, sehingga hati yang bersih mampu memberi arah dan nasehat, juga mengambil keputusan yang tepat. pada      teorinya yang bersifat sufistika Toto Tasmara menjelaskan bahwa qalbu yang   bersih dan tercerahkan dapat menerima cahaya cahaya Nur - Ilahi yang bermuatan kebenaran dan kecintaan Ilahi. Lebih jauh dijelaskan bahwa          mahabbah (cinta) menjadi dangkal dari tercapainya kecerdasan spiritual (Toto Tasmara, 50-52).
Berbeda dari empat  buku di atas, pada buku yang diteliti ini terdapat keistimewaan. Ary Ginanjar Agustian dengan bukunya Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ melalui 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam dijelaskan bahwa aspek fundamental Islam melalui rukun Iman dan rukun Islam selama ini hanya sebatas hafalan saja, tetapi belum mendapatkan maknanya yang mendalam dalam bentuk praktis dan penghayatan. Berlatar belakangg fenomena tersebut Ary Ginanjar Agustian melakukan terobosan membangun kecerdasan spiritual dengan dasar 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Dengan demikian dapat memerlukan aktualisasi praktis melalui pembiasaan, pelatihan, dan pembelajaran yang terus menerus, sehingga mengantarkan manusia mencapai pengalaman spiritual dan kecerdasan spiritual (SQ).
Skripsi ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, pada penelitian ini terfokus pada pemikiran Ary Ginanjar Agustian tentang kecerdasan spiritual dan bagaimana metodenya untuk mencapai kecerdasan spiritualnya, yang berhubungan dengan metode pembiasaan amalan keagamaan.

G.      Metode Penelitian
1.      Jenis Penelitian dan Pendekatan
Karya ilmiah ini termasuk jenis penelitian library research           menurut Sutrisno Hadi adalah suatu riset kepustakaan atau penelitian kualitatif murni (Hadi, 1999 : 9). Pada penelitian ini dilakukan kajian mendalam berupa historis, metodologis, dan analisis-kritis atas  buku Rahasia Sukses Membangun ESQ melalui berdasarkan 6 Rukun Iman                 dan 5 Rukun Islam. Penelitian juga dilakukan atas buku-buku lain                sebagai studi komparatif dan perbandingan pemikiran yang                   berhubungan dengan judul.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dari tokoh dan perilaku (Muhadjir, 1998 : 88 – 89). Pada prakteknya penelitian ini mendeskripsikan bagaimana pemikiran Ary Ginanjar Agustian tentang kecerdasan spiritual, bagaimana metode menumbuhkembangkan SQ dan efektifitas dari metode pembiasaan yang digunakan dalam beberapa tulisannya.

2.      Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber  primer dan sekunder :
a.         Sumber Primer adalah buku-buku utama atau sumber utama. Pada buku yang berjudul Rahasia Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam.
b.        Sumber Sekunder merupakan literature dan buku-buku pendukung yang berhubungan dengan judul penelitian yaitu buku-buku yang berhubungan dengan kecerdasan spiritual, kecerdasan rohaniah dan spiritualitas, antara lain :
1)        Sukidi, 2002, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual, Mengapa SQ lebih penting dari pada IQ dan EQ. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama).
2)        Danah Zahar dan Ian Marshall, SQ Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, (Bandung, Mizan).
3)        Usman Najati, 2004, Belajar EQ dan SQ dari Sunnah Nabi,               (Jakarta : Hikmah).
4)        Toto Tasmara, 2001, Kecerdasan Rohaniyah : Transendental Intellegence, (Jakarta : Gema Insani Press).

3.      Metode Pengumpulan Data
Mengingat penelitian ini termasuk studi kepustakaan atau library research, maka sebagian besar tugas peneliti adalah mencari bahan- bahan di perpustakaan, mencari dan menyirit dari bermacam-macam bahan tertulis yang berhubungan dengan permasalahan yang hendak diteliti (Sukardi, 2003 : 33-34). Pada penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, menelaah, dan memahami beberapa sumber antara lain : buku-buku, karya ilmiah, jurnal, tabloid, dan sumber lainnya, dengan tujuan mempermudah memperoleh data.

4.      Metode Analisis Data
Adapun untuk menganalisis data yang telah didapat, peneliti menggunakan metode deskriptif dan interpretatif. 1) Metode deskriptif digunakan untuk memperjelas suatu pemikiran atau fakta sehingga dapat diterima secara rasional (Prasetyo Irawan, 1999 : 60). 2) Analisis Interpretatif digunakan untuk menyelami isi buku, baik secara eksplisit maupun implisit agar dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalamnya. Metode ini pada hakekatnya berupaya menyelami, mengungkap, dan menguraikan dengan analisis arti dan makna uraian yang disajikan (Anton Bekker, 1994 : 69).

H.      Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibahas untuk mempermudah memahami keseluruhan hasil penelitian ini. Sebagaimana lazimnya karya tulis ilmiah lainnya, pada penulisan ini dibagi lima bab yang tersusun sebagai berikut :
Pada Bab awal (satu) sebagai PENDAHULUAN, dibahas dalam delapan sub bab antara lain : Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Telaah Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab Dua, sebagai LANDASAN TEORITIS dibahas tentang Tinjauan Umum Kecerdasan Menurut Islam. Dalam membahas tentang Kecerdasan Spiritual, dikemukakan : Pengertian Kecerdasan Spiritual, Urgensi Kecerdasan Spiritual di Era Modern, dan Cara Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual. Selanjutnya dalam Membahas Metode Pembiasaan dikemukakan Pengertian Metode Pembiasaan, Macam-macam dan Krakteristik Metode Pembiasaan dalam Pendidikan Islam, serta Prinsip-prinsip Metode Pembiasaan dalam Pendidikan Islam.
Bab Tiga merupakan bahasan INTI PENELITIAN atau PENYAJIAN DATA penelitian yang membahas tentang Pemikiran Ary Ginanjar Agustian. Pembahasan dalam bab ini dibagi menjadi dua sub bab yaitu : a. Biografi Ary Ginanjar Agustian dan b. Pemikiran Ary Ginnjar Agustian, yang bahasannya meliputi : Kecerdasan Spiritual, Metode Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual dan Prinsip-prinsip Normatif Kecerdasan Spiritual.
Bab selanjutnya, yaitu bab Empat, merupakan ANALISIS HASIL PENELITIAN, yang bahasannya meliputi Analisis Pemikiran Ary Ginanjar Agustian dan Bagaimana Implikasinya  Bagi Pengembangan Pendidikan Islam.
Bab Lima, sebagai bab PENUTUP, maka dikemukakan Kesimpulan, Saran-saran, serta Kata Penutup.

DAFTAR PUSTAKA

Agustian Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ melalui 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Jakarta : Arga Wijaya, 2002

Alkumayi, Sulaiman, Kecerdasan 99 Nama Allah, Jakarta : Hikmah, 2005

Hadi Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta : UGM, 1999

Muhadjir Noeng, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Sarasin, 1998

Mulkhan Abdul Munir, Nalar Spiritual Pendidikan (Solusi Problem Filosofis Pendidikan Islam), Yogyakarta : Tiara Wacana, 2002

Najati Usman, 2004, Belajar EQ dan SQ dari Sunnah Nabi, Jakarta : Hikmah, 2004

Sinetar Marsha, Spiritual Intelligence (Kecerdasan Spiritual), Jakarta : Bumi Aksara, 2001

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta : Bumi Aksara, 2003

Sukidi, 2002, Rahasia Sukses Hidup Bahagia Kecerdasan Spiritual, Mengapa SQ lebih penting dari pada IQ dan EQ, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2002

Tasmara Toto, Kecerdasan Rohaniah : Transendental Intellegence, Jakarta : Gema Insani Press, 2001

Zahar Danah dan Ian Marshall, Spiritual Quotient (SQ), Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Bandung : Mizan, 2002

OUT LINE SKRIPSI


Bab I       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.     Definisi Operasional
C.     Rumusan Masalah
D.    Tujuan Penelitian
E.     Telaah Pustaka
F.      Metode Penelitian
G.    Sistematika Penulisan.
Bab II      LANDASAN TEORITIS
                A.    Tinjauan Umum Kecerdasan Menurut Islam
1.      Pengertian Kecerdasan Spiritual
2.      Urgensi Kecerdasan Spiritual di Era Modern
B.     Cara Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual
1.      Dengan Metode Pembiasaan dalam Pendidikan Islam
2.      Dengan Metode Amalan Peribadatan dalam Pendidikan Islam
3.      Metode Keteladanan Orang Tua
4.      Metode Tausiah atau Nasihat
Bab III    PEMIKIRAN ARY GINANJAR AGUSTIAN TENTANG
                KECERDASAN SPIRITUAL
A.    Biografi Ary Ginanjar Agustian
B.     Pemikiran Ary Ginnjar Agustian
1.       Kecerdasan Spiritual
2.      Metode Menumbuhkan Kecerdasan Spiritual
3.      Prinsip-prinsip Normatif Kecerdasan Spiritual
Bab IV    ANALISIS HASIL PENELITIAN
A.    Analisis Pemikiran Ary Ginanjar Agustian
B.     Analisis Implikasinya  Bagi Pengembangan Pendidikan Islam.
Bab V      PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.     Saran-saran
C.     Kata Penutup.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MTS DARUL ULUM NGALIYAN SEMARANG

PERMENAG RI NO.2 TH. 2008, TTG SKL-SI PAI DAN B.ARAB